Tuesday 4 October 2011

Food photography (Foto Produk, Photo Product)


Sobat Djava ingin melakukan pemotretan produk makanan, berikut Tips-tips food photography (Foto Produk, Photo Product) .

Tips untuk Pemula :
- Kuasai kamera kita sendiri secara maksimal.
- Hindari lampu kilat
- Foto jarak dekat gunakan mode makro (gambar bunga)
- Jangan goyang. Usahakan pake tripod. Kalo gak pake, pastikan dudukan
tangan mantep dan kokoh, tekan tombol rana (shutter) dengan lembut tapi
pasti (supaya gak goyang karena tekanannya).
- Tentukan fokus yang jelas. Garnishnya saja? Kuenya? Latar depan? Latar
belakang?klik Jasa Photography

- Buat komposisi yang cantik.
- Coba semua angle, jepret sebanyak mungkin.

Tips Blur Background :

Kalau dari pengalamanku, kalo bagian belakangnya mau diblurin, f stopnya di kecilin. Jadinya depth of fieldnya gak dalam. Bisa dicoba juga dgn dizoom.

a. Kalau Dept Of Field (ruang tajam)nya pendek, maka latar depan dan belakang
pasti akan blur. Kalo kemarin kata pak guru, ada 3 jalan DoF yang pendek:
Lensa, Jarak, Diafragma.klik Jasa Photography
Pakai lensa tele, atau kecilkan jarak obyek dengn lensa, atau gunakan
diafragma terkecil.fot

b. Soal blur, udah dijawab ya tempo hari. Bahwa blur di foreground dan atau
background akan didapat jika DoF (Depth of Field = Ruang Tajam) pendek.
Untuk mendapatkan ruang tajam pendek, ada 3 yang bisa diutak-atik:
Lensa, Jarak, Diafragma(klik Fotografi Product). Gunakan lensa tele, atau jarak objek dg lensa kecil, atau bukaan diafragma besar (angka diafragma kecil). Mainkan salah
satu atau kombinasinya dari ketiga itu.

Tips Efek Kaca :

Efek kaca (setelah lampu, diletakkan gelas), sebetulnya adalah meletakkan objek berbahan
gelas di latar belakang, di depan lampu (ketika kursus kita pakai lampu
belajar biasa, klik Fotografi Product). Bahan gelas membiaskan cahaya dan bikin efek background blur. Sebetulnya ada satu foto yang waktu dievaluasi, efek blur dari
gelasnya nyata banget. Blur abis!! Tapi aku lupa waktu itu foto siapa.
Sepertinya jenis bahan gelasnya juga ngaruh. Makin bagus dan berkilau,
pendarnya makin bagus.klik Jasa Fotografi

Tips Efek Merah :

Foto dgn efek warna merah, menggunakan taplak warna merah sebagai dasar.

Tips Penggunaan Lampu Kilat :

Contoh yang salah :
Pake lampu kilat untuk jarak dekat, warna jadi flat, tekstur kue gak kelihatan
Contoh yang benar:
Tanpa lampu kilat, warna keluar secara alami, tekstur kue terlihat

Tips Membuat Reflektor :

Reflektornya dari aluminum foil yang dilecekin, terus ditempel di kardus or
papan. Fungsinya, ya itu tadi, memanipulasi cahaya. Karena cahaya datengnya
tidak dari depan obyek, maka supaya si obyek tetep bisa keliatan, dipasang
deh reflektor ini seperti di foto itu. Cahanya terpantul menerangi si kue.
Horeee.. terang!

sumber : http://cikciks.multiply.com/journal/item/27

Sekilas Tentang Diafragma


Pembahasan artikel teknik fotografibebrapa waktu lalu sedikit saya jelaskan mengenai Shutter Speed, hal yang menentukan kecepatan dalam menutup dan membukanya sebuah tirai/rana. Baik, sekarang saya akan membahas langkah kedua yang harus dikuasai untuk mahir menggunakan DSLR.

Di artikel kedua kali ini saya akan membahas tentang Diafragma atau Aperture atau juga Bukaan. Kalau Shutter Speed menentukan kecepatan membuka dan menutupnya sebuah tirai/rana, maka Diafragma atau Apeture ini adalah hal yang menentukan bukaan terhadap lensa.
Dalam beberapa hal, fungsinya sama dengan Shutter Speed, yaitu mengkondisikan didapatnya sebuah cahaya sehingga menghasilkan sebuah objek yang tidak over exposure / terlalu terang maupun under exposure / minus cahaya.

Setiap jenis lensa memiliki Diafragma yang tidak selalu sama. Tergantung apakah itu wide lense, zoom lense maupun tele. Dan terkadang level lensa itu sendiri menentukan fasilitas Aperture itu sendiri. Semisal dalam Canon biasanya Seri L memiliki Aperture lebih besar dibanding dengan Seri yang biasa pada lensa bermilimeter sama.
Apeture itu sendiri sangat berpengaruh terhadap ketajaman gambar pada Foreground, Background maupun objek itu sendiri. Atau bahasa fotografinya mempengaruhi Depth of Field / DOF / Ruang tajam pada foto yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya seperti ini, coba perhatikan gambar dibawah ini.Anda melihat beberapa tahap bukaan yang terdapat pada lensa, dalam DSLR angka berbanding terbalik dengan bukaan, artinya seperti ini jika tertera angka pertama 1,4 itu artinya bukaan 1,4 adalah bukaan yang paling besar, dan jika tertera angka terakhir 16 maka itu adalah bukaan yang paling kecil.

Penjelasan sederhananya seperti ini, bukaan besar justru malah akan menghasilkan DOF / Ruang ketajaman yang kecil, misalkan diterapkan angka 1,4 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, dalam arti focus yang ditangkap oleh kamera mungkin hanya didapat pada objek itu sendiri, sementara foreground maupun background akan miss focus. Oleh karena itu, bukaan besar cocok untuk objek dekat dan makro, namun terkadang fotografer memanfaatkan bukaan besar untuk menghasilkan bokeh / bg-blur yang membuat sebuah foto menarik. Bukaan kecil justru akan menghasilkan DOF / Ruang ketajaman yang besar, misalkan diterapkan angka 22, maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar. Dalam arti focus akan didapat pada foreground, background sekaligus objek. Nah, bukaan kecil sangat cocok untuk mengambil foto-foto landscape. Gambar berikut adalah contoh dari penerapan DOF.

Pemotretan Produk (Foto Produk /Photo Product )


Mungkin Sobat aziscs1 pernah menerima orderan untuk pemotretan Produk atau barang, Berikut ini ada beberapa tips yang bisa membantu Anda membuat Foto Produk /Photo Product yang baik :

1. Sediakan waktu khusus untuk memotret. Usahakan agar Anda bisa berkonsentrasi penuh untuk memotret produk Anda. Jika terburu-buru, hasil foto Anda akan terlihat tidak maksimal dan kurang baik.

1. Memotret di siang hari. Jika Anda menggunakan peralatan kamera standar (bukan kamera professional), lebih baik gunakan kekuatan sinar matahari untuk pencahayaan. Hal ini penting diperhatikan karena kekuatan sinar flash dari kamera kadang membuat warna produk menjadi berbeda dengan aslinya dan kekuatannya tidak mencukupi untuk bisa menampilkan keindahan produk / Fotografi Product Anda. Selain itu jika produk Anda termasuk benda yang bisa memantulkan sinar dan Anda menggunakan sinar flash, akan tampak ada pantulan cahaya di produk Anda.
2. Tata rapi produk Anda. Jangan asal memotret. Untuk produk sandang, pasang produk pada manekin, buka lipatannya, dan jika mungkin, setrika terlebih dahulu agar tidak terlihat garis bekas lipatan. Pakaikan pada model, agar calon pembeli bisa membayangkan bentuknya saat dikenakan (klik Jasa Photography / Jasa Fotografi).
3. Perhatikan detail. Jika produk memiliki detail yang ingin ditonjolkan, ambil foto dari beberapa sudut. Dan juga foto close up detail yang ingin diperlihatkan.
4. Ambil beberapa foto untuk satu produk. Hal ini akan memudahkan Anda untuk memilih Foto Produk / Photo Product terbaik yang akan ditampilkan.
5. Pergunakan backdrop polos. Sebisa mungkin gunakan latar belakang polos untuk memudahkan proses pengeditan.
6. Edit Foto sebelum di-upload. Besarnya file Fotografi Product yang kita upload akan mempengaruhi kecepatan download website/blog kita. Sesuaikan resolusi dan besarnya gambar yang akan di-upload. Biasanya resolusi yang cukup ”web friendly” adalah resolusi VGA (800x600 Pixel).
7. Be Creative! Jangan hanya memotret produk apa adanya. Tambahkan elemen-elemen lain yang bisa mempercantik produk. Siapa tahu elemen tersebut malah bisa kita jual juga (anda juga bisa klik Jasa Photography / Jasa Fotografi).

http://komunitas.bundainbiz.com/

Tips Memotret Senja


Banyak trik atau cara akal-akalan untuk Belajar Fotografi, terutama menghasilkan foto senja dengan langit kemerahannya yang baik dan menarik. Salah satunya adalah menggunakan filter warna.

Penggunaan filter warna (oranye) untuk menampilkan suasana senja secara umum yang berwarna kemerahan memang menjadi suatu acuan yang tepat. Namun demikian jika kita tidak tepat menggunakannya hanya akan menjadi kurang baik.

Untuk suatu akal-akalan menghasilkan foto senja atau foto yang bernuasa senja sangat di era digital memang mudah dilakukan. Karena dengan kemera digital yang proses kelanjutannya menggunakan kamera sebagai pengolah atau kamar gelapnya, jika dikehendaki dapat membuat foto senja kemerahan dengan suatu suasana yang tidak merah atau difoto pada saat tidak senja juga dapat dengan mudah menggunakan Adobe Photoshop.

Namun demikian bagi pemotret atau baru belajar fotografi dalam arti sesungguhnya, pasti tak akan cukup terpuaskan bila untuk mendapatkan suatu foto senja harus melakukan pemotretan dengan akal-akalan seperti dengan menggunakan olahan Adobe Photoshop. Karenanya itu akal-akalan yang dilakukan adalah sebatas melakukan tindakan braketing pada saat memotret.

Seberapa jauh seorang pemotret menginginkan suatu foto dalam suasanan senja, terpulang dari kebutuhan dan hasil apa yang hendak dicapai. Karena bila berbicara mengenai akal-akalan atau trik dijaman belaja fotografi digital seperti sekarang ini untuk menghasilkan sebuah foto senja yang baik dan menarik sudah bukan persoalan.

Selebihnya terpulang pada pemotret dalam Belajar Fotografi, dengan cara apa menghasilkan foto-foto senja yang baik. Apakah dengan memotretnya menunggu saat betul-betul mataharai telah memerah atau merekayasa pemotretan dengan memberikan filter warna senja. Demikian beberapa hal atau cara yang dapat ditempuh untuk memotret suasana senja agar menghasilkan foto yang indah sesuai keindahan alam yang terpancar dan terlihat indah pula oleh mata.

Teknik Fotografi Arsitektur Eksterior


Jika kita sedang melancong, biasanya kita akan memotret obyek pemandangan ataupun bangunan yang kita temukan dalam perjalanan kita. Bangunan-bangunan tersebut biasanya memiliki arsitektur yang bernilai sejarah ataupun unik. Permasalahnnya yang kemudian muncul misalnya adalah banyaknya turis yang berkeliaran di depan obyek ataupun kesalahan pengambilan gambar, seperti cahaya yang kurang tepat, angle yang salah, dsb-nya. Sehingga, ketika kita melihat kembali hasilnya pada monitor komputer sangatlah kurang memuaskan. "Dokumentasi" bangunan tersebut pun menjadi gagal.

Untuk menghindari ataupun mengurangi kegagalan dalam memotret arsitektur, berikut ini ada beberapa tips yang dapat membantu :
1. Sudut pengambilan gambar
Sudut pengambilan gambar arsitektur bangunan sangat menentukan "keberhasilan" sebuah foto. Oleh karena itu bereksperimenlah dari berbagai sudut, kemudian pindah ke tempat lain, sampai menemukan hasil yang memuaskan.
2. Permainan Cahaya dan Bayangan
Sambil bereksperimen dengan poin no.1, perhatikanlah pula pantulan cahaya yang jatuh dan bayangan yang "menghiasi" si bangunan. Sebab permainan cahaya dan bayangan dapat pula menambah daya tarik foto arsitektur Anda. Terkadang permainan cahaya dan bayangan ini sendiri sudah diperhitungkan oleh si arsitektur untuk menambah daya tarik bangunan tersebut. Contohnya: Taj Mahal di India. Bangunan bersejarah ini memang dibangun sesuai dengan pantulan cahaya matahari yang jatuh pada bangunan cantik tersebut, sehingga pada mahatari terbit gradasi yang terjadi pada bangunan tersebut merah dan sejalan dengan pergerakkan matahari, bangunan tersebut memantulkan gradasi cahaya yang berbeda-beda. Sehingga memotret bangunan ini menjadi tantangan bahkan obesesi bagi banyak fotografer.
3. Refleksi bangunan
Jika bangunan terletak pada pinggir danau atau sungai, maka gunakanlah efek ini. Hasil refleksi bangunan yang terpantul pada air dapat memberikan nilai estetika pada foto Anda.
4. Pengambilan Abstrak
Arsitektur bangunan, jika diperhatikan dari beberapa sudut akan terlihat abstrak. Memang jelas ini adalah permainan rancangan dari sang arsitek. Namun dapat pula menambah nilai "wah" pada foto Anda. Biasanya keabstrakkan ini dipadu oleh garis-garis yang saling tumpang tindih. Di sini harus benar-benar diperhatikan, karena terkadang keabstrakkan sebuah bangunan arsitektur dapat pula "mengganggu" hasil foto yang diambil.
5. Permainan dimensi perspektif
Permainan dimensi perspektif dapat pula menonjolkan sebuah bangunan arsitektur. Mungkin kita ingat dengan pelajaran seni gambar di sekolah, dimana kita diberi keterangan untuk menambah nilai dimensi sebuah gambar dengan bantuan garis-garis tertentu. Misalnya dengan bantuan garis horisontal dari sebuah jalanan, ataupun dibantu dengan Vanishing Point. Dimensi perspektif ini dapat membantu menonjolkan obyek arsitektur.
6. Framing
Jika kita memotret sebuah bangunan pada cuaca yang mendukung, biasanya lan*** pada saat itu menjadi monoton. Oleh karena itu carilah obyek tambahan yang bisa menjadi framing untuk bangunan tersebut, misalnya: ranting, pohon, lampu, dsbnya.
7. Night photography
Pengambilan pada malam hari biasanya akan menonjolkan sebuah bangunan arsitektur, karena biasanya bangunan tersebut akan bermandi cahaya sementara disekelilingnya hitam. Keanggunan bangunan tersebut pun lebih menonjol.
Semoga bermanfaat...:)

Pemotretan Prewedding


Prewedding akan lebih menarik jika pemotretan prewedding dilakukan di outdoor. Pemotretan pre wedding indoor/studio memang mempunyai keuntungan yakni lebih murah, cepat dan praktis.. namun pemotretan tidak akan menghasilkan kenangan dan biasanya akan mudah untuk dilupakan.

Maka dari itu.. semua calon mempelai sudah jauh-jauh hari menetapkan lokasi pemotretan pre weddingnya yang disesuaikan dengan budget yang mereka sediakan.

Pilihan lokasinya biasanya di pantai, gunung, danau, gedung2 bertingkat, bangunan tua, pemandangan hotel/villa dsbnya. Dan sudah tentu lokasi-lokasi tersebut tidak bisa diraih dalam satu hari.

Lokasi pemotretan pra wedding juga bisa berupa tempat-tempat yang menjadi kenangan kedua calon pengantin. Misalnya tempat jadian.. tempat pertama kali bertemu.. dll. Saat ini beberapa pilihan lokasi favorit adalah Bali, Bromo, Singapura dan Australia.

Aturlah jadwal Anda, misalnya dengan menginap sehari sebelum pemotretan dan sebelumnya diskusikan lokasi-lokasi favorit Anda dengan fotografer pre-wedding Anda. Susunlah lokasi-lokasi tersebut sehingga menjadi rute yang gampang di tempuh dan tidak banyak menyita waktu di perjalanan.

Berusahalah sesantai mungkin.. Anggaplah Anda sedang berwisata ke lokasi tersebut dan buatlah hari pemotretan prewedding Anda menjadi cerita yang akan Anda sampaikan kepada semua teman Anda.

Pentingnya Pencahayaan pada fotografi

Bagi seorang fotografer Cahaya adalah elemen penting untuk menghasilkan karyafoto. Jika cahaya tiada, senifoto tidak dapat dihasilkan. Cahaya tidak dapat di pisahkan dari warna. Hasilnya dalam cahaya ada warna. Cahaya umpama lagu dan irama. Dalam cahaya ada warna yang boleh dihasilkan agar karya foto menjadi lebih menarik. Tidak semestinya warna yang pudar akan menghasilkan karyafoto yang tidak bermutu

Cahaya matahari merupakan cahaya yang paling bermutu dan terbaik. Tapi cahaya bantuan seperti cahaya Studio, Flash, Bulan, lilin, lampu rumah dan bandar diperlukan agar karyafoto boleh dihasilkan.


Saya ingin membawa anda mengenali cahaya agar mengasilkan karya foto cara yang bagus, dan bermutu. Sebab dalam semua hal,orang beranggapan, foto mesti tajam, terang, kontras.

Karya yang bagaimana perlukan cahaya terang, suram, kurang. Oleh itu saya mau menerangkan bagaimana cahaya itu diolah menjadi karya bermutu.

Bagi menghasilkan foto rakaman di majlis-majlis, cahaya yang terang dengan bantuan flash, lampu studio amat diperlukan.Dalam perniagaan, menghasilkan foto di majlis-majlis rasmi atau tidak rasmi, foto yang terang akan menarik perhatian pelanggan. Tidak guna menghasilkan foto pudar, kabur. Merakam foto di majlis perkahwinan, sambutan harijadi, khatam quran, lawatan orang-orang besar. Biasanya cahaya yang digunakan ialah bersumberkan flash. Cara memilih flash sila rujuk Bab Flash.

Untuk menghasilkan karya potret, berbagai cara boleh dihasilkan. Kalau anda menggunakan flash itu adalah salah satu cara yang mudah. Gunakan teknik pantulan cahaya dari silling, dari reflektor dan sebagainya. Hasilnya tidak kurang menarik.

Menghasilkan potret juga tidak semestinya hanya dengan cahaya, tapi anda boleh hanya menggunakan reflektor khas, yang boleh dibeli atau direka sendiri. Umumnya cahaya boleh di maksimumkan atau diminimumkan dalam beberapa lokasi. Tapi harus diingatkan cahaya ada ketogerinya.

Cahaya Daylight adalah golongan cahaya seperti matahari, flash, flash studio. Cahaya ini mengeluarkan bewarna biru. Cahaya ini akan menghasilkan foto tanpa mengubah warna asal objek. Cuma jangan menggunakan filem Tungsten jika tidak anda akan memperolehi foto kebiruan. Untuk maksud ini sila rujuk Bab Filem untuk mengenali filem Tungsten

Cahaya Tungsten pula ialah satu cahaya yang akan menghasilkan perubahan pada foto jika anda menggunakan filem Daylight. Cahaya ini dihasilkan oleh cahaya lampu di bandar-bandar, rumah, bangunan, stadium. Namun jika anda menggunakan flash dalam cahaya itu, hasil foto akan berubah menjadi normal. Merakam foto seperti di persembahan teater tidak boleh menggunakan cahaya flash. Justeru, anda hendaklah menggunakan filem ASA tinggi.

Dalam penyelidikan saintifik, ada cahaya-cahaya lain yang diperlukan untuk kerja-kerja merakam. Hasil-hasil penyelidikan saintifik harus dirakamkan tanpa bantuan cahaya flash, kecuali cahaya asli. Umpamanya untuk merakam sempel di cahaya Ultra Violet, Cahaya Florosen. Seseorang karyawan foto mestilah mahir menggunakan filem-filem seperti filem Segera (Instant filem – contoh Polaroid Film).

Warna cahaya juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan foto. Oleh itu menghasilkan foto dari kemerahan cahaya tungsten juga tidak menjadi kesalahan. Contohnya menghasilkan karya dengan menampakkan kemerahan cahaya yang wujud disekitaran pentas teater.

Mengikut pengalaman, menghasilkan foto landskap amat baik jika dilakukan antara jam 10 pagi – 3 petang bergantung pada cuaca , jika mendung atau hujan ini tidak memungkinkan cahaya akan bermutu. Waktu begini cahaya akan memberi keadaan kontras

Menghasilkan potret adalah sesuatu bidang yang amat digemari oleh karyawan foto. Jika dulu saya perhatikan, ramai karyawan foto berbangsa cina menggunakan studio, kini telah ramai diantara mereka suka merakamkan foto diluar seperti di taman-taman bunga. Namun mereka terkehadapan kerana membuka satu kedai menyewa pakaian pengantin.

Tapi menurut, B.Schmachtenberg (German) beliau lebih suka membawa studio ke rumah pelanggannya. Kerana disamping memberi keselesaan kepada pelanggan, beliau akan dilayan secara mesra. Namun begitu beliau sendiri memiliki studio di halaman rumahnya. Dan saya fikir karyawan foto di negara kita boleh melakukannya. Cuma yang menjadi masalah jika kita hanya memiliki rumah teres yang halamannya sempit!?

Sudut cahaya penting ketika melakukan rakaman. Sudut cahaya dibahagikan kepada enam. Cahaya depan, belakang, sudut kanan, sudut kiri, bawah dan atas.

Bagi rakaman foto untuk passport, cahaya perlu disimbah dari sudut kanan dan kiri. Studio professional menggunakan cahaya studio sama ada menggunakan reflektor atau payung. Ada juga jurufoto amatur dengan berani menggunakan teknik Bounce flash. Hasilnya baik cuma kadang kala ada kesan bayang pada dagu. Jika tidak bernasib baik terdapat kesan bayang seperti janggut!
Tapi pada karya kreatif, karyawan foto boleh menggunakan teknik satu sudut cahaya dengan meletakkan reflektor agar sudut yang tidak mempunyai cahaya, tidak terlalu gelap.

Ada juga kerja fotografi yang memerlukan cahaya dari sudut bawah. Teknik ini diperlukan agar kesan bayang pada objek akan hilang. Kebanyakan kerja-kerja fotografi saintifik memerlukan teknik ini.

Cara Merawat Kamera DSLR Yang Benar Agar Terhindar Dari Kerusakan Yang Fatal


Pada zaman Sekarang ini Siapa yang tak kenal dengan kamera digital DigiCam? Bagi sebagian besar orang mungkin sudah tak asing atau bahkan sangat membutuhkannya dalam mendukung pekerjaannya sehari-hari, layaknya kebutuhan akan perangkat komunikasi. Walau sudah sangat mahir dalam menjalankan atau mengoperasikannya, namun tak semua dari para pengguna kamera itu mengetahui bagaimana cara merawat kamera dengan benar agar terhindar dari kerusakan dan berumur panjang.

Berikut ini adalah beberapa tips perawatan kamera, agar kamera bisa berfungsi dengan baik dan maksimal serta berumur panjang :

1. Jauhkan dari Kapur Barus

Kapur barus termasuk benda perusak yang sangat 'ampuh' terhadap kamera, yang dapat menyekat-nyekat kamera dan bagian kamera yang lain, yang berbahan dasar karet. Pada kamera elektronik, kapur barus bisa merusak jalur pada PCB (Printed Circuit Board), yaitu tempat chip-chip kamera terpasang dan beberapa elemen chip itu sendiri. Bahka uap kapur barus itu juga dapat menodai dan membuat 'flek' pada lensa.

Sebaiknya, simpanlah kamera di tempat yang kedap udara, sejuk dan kering. Jika harga lemari khusus untuk penyimpanan kamera terlalu mahal bagi anda, anda bisa mencari media penyimpanan alternatif sebagai penggantinya. Seperti misalnya, anda dapat menyimpan kamera dalam stoples yang tertutup rapat dan di dalamnya diberi silica gel, untuk menyerap kelembabannya.

Atau, anda bisa juga menyimpannya dalam lemari yang telah diatur sirkulasi udara dan kelembabannya. Caranya, dengan memasang lampu berkekuatan 5 watt dan diletakkan pada jarak kurang lebih 40 cm di atas kamera dan perlengkapan yang lainnya. Jangan lupa untuk membuka pembungkus kamera dan membersihkannya dari debu sebelum menyimpannya.

Ingat, kerusakan kamera yang diakibatkan oleh kapur barus biasanya tak bisa diperbaiki lagi. Maka, jangan sekali-kali menyimpan kamera di dalam lemari apapun yang telah diisi kapur barus atau kamper pengharum pakaian.

2. Hindari Kontak Langsung dengan Sinar Matahari

Jagalah kamera agar jangan sampai terjemur atau terkena cahaya matahari secara langsung dan berlebihan. Panas yang tinggi dapat merusak bagian-bagian kamera yang terbuat dari plastik dan karet, serta komponen elektronik yang lainnya.

3. Jagalah dari Goncangan yang Berlebihan

Jangan lupa untuk menaruhnya di dalam tas khusus kamera, guna menghindari guncangan yang berlebihan dengan lingkungan luar maupun benturan antar peralatan. Taruhlah kamera di tempat yang aman dan tahan terhadap guncangan.

4. Bersihkan Kamera dan Lensa

Sebaiknya kamera dibersihkan seminggu sekali atau secara teratur dan berkala. Untuk bagian luar fisik kamera, gunakan lap kering yang bersih dan tak kasar. Sedangkan untuk bagian dalam dan elemen-elemen kecilnya, gunakan blower atau peniup yang banyak dijual di toko kamera. Selain blower, juga bisa digunakan kuas berserabut halus, yang belum pernah dipergunakan pada benda yang lain.

Untuk membersihkan lensa yang terkena noda, misalnya terkena jari yang berminyak atau air keringat dari pemakai, pakailah tissue khusus yang banyak dijual di toko

5.Hindari Goresan pada Lensa

Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa mempunyai filter ulir yang terpasang permanen di bagian depannya. Filter yang umum menjadi pelindung adalah jenis filter UV (Ultra Violet) atau filter skylight. Sedangkan untuk menghindari goresan di bagian belakang lensa, usahakan selalu memasang 'bodycup' penutup saat lensa dilepas dari badan kamera.

6. Hindari Air Laut

Jika anda menggunakan kamera di pantai, jagalah agar kamera tak terkena air laut atau bahkan jatuh ke dalamnya. Air laut sangat jahat dan penyebab karat yang potensial terhadap kamera ataupun perangkat elektronik yang lainnya. kecuali yang memang dirancang untuk bisa beradaptasi dengannya.

Sehabis digunakan di daerah pantai, pembersihan kamera wajib dilakukan sesegera mungkin. Uap air laut seringkali meninggalkan butir-butir garam yang menyebabkan karat pada kamera. Jika suatu saat, tanpa sengaja kamera anda tercebur ke dalam air laut, langsung rendam kamera anda ke dalam air tawar, kemudian bilaslah berkali-kali untuk menghilangkan bekas-bekas air laut.

Proses pengrusakan oleh air laut berlangsung sangat cepat dan dalam hitungan menit setelah tercebur, sehingga bila pembilasan air ini tidak dilakukan sesegera mungkin, kamera yang tercebur ke dalam air laut tak akan bisa diselamatkan. Setelah dibilas hingga bersih dari air laut, bawa segera ke ahli servis kamera untuk membersihkannya dan mengeringkan kamera tersebut.

7. Service di Tempat Terpercaya atau Resmi

Secara berkala, dalam kurun waktu tertentu, sebaiknya kamera digital diservis ke tempat khusus, terpercaya dan malah lebih bagus yang resmi. Jangan tunggu kamera rusak kemudian baru diservis. Servis yang dimaksud adalah 'servis besar', yang meliputi pembersihan bagian dalam kamera, seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera.

Jangan terlampau sering mencuci lensa atau membersihkan bagian dalamnya bila berjamur. Kaca lensa begitu peka. Makin sering dibersihkan, dapat mengakibatkan mutu gambar akan menurun. Untuk menjaga dan merawatnya, sebaiknya jangan disimpan di lemari pakaian anda, karena hal itu akan berpotensi mengundang jamur yang menempel di lensa bagian dalam kamera.

Tips Agar Lensa Kamera Tidak Berembun Ketika Di bawa ke tempat yang dingin



Jika Sobat saricomzone Sering Hunting Ke Tempat tempat yang dingin dan berkabut Seperti Pegunungan dan sebagainya ada kemungkinan menyebabkan kamera Sobat saricozone akan berembun Akibatnya gambar yang dihasilkan juga blur/kabur.. Ada satu tips dari saya agar kamera yang dibawa ke tempat yang dingin tidak berembun. Bawa saja kantong plastik bening, sebelum berangkat ke tempat dingin, masukkan dan ikat dengan kuat ke dalam plastik.

Sesampainya di tempat dingin/pegunungan, jangan langsung dibuka. Tunggu beberapa saat agar suhu dalam plastik beradaptasi. Setelah itu gunakan kamera seperti biasa. Jangan lupa masukkan dan ikat kuat kembali ke dalam plastik jika sudah selesai memotret. Sesampainya di tempat yang suhunya normal, tunggu lagi beberapa saat. Setelah itu keluarkan kamera dari plastik. Cara ini cukup efektif mencegah berembunnya lensa.

Mengoptimalkan setting manual pada kamera Digital

Biasa jadi semenjak pertama seseorang membeli kamera digital, mode yang senantiasa dipakainya untuk memotret adalah mode AUTO. Alasan pertama karena mode ini memang menjadi mode yang paling mudah dipakai dan relatif bisa diandalkan pada berbagai macam situasi tanpa takut hasil fotonya akan mengecewakan. Alasan kedua mungkin karena kebetulan pada kamera digital itu hanya tersedia mode AUTO saja, sehingga ‘terpaksa’ tidak bisa berkreasi lebih jauh dengan mode manual. Memang pada umumnya kamera digital berjenis point-and-shoot dirancang amat simpel dan tidak dilengkapi dengan banyak fitur manual layaknya kamera prosumer. Namun bagi anda yang memiliki kamera dengan fitur manual, masihkah anda tetap memakai mode AUTO setiap saat?

Artikel ini akan mengajak Sobat saricomzone untuk mengoptimalkan fitur-fitur manual yang ada pada kamera digital Sobat saricomzone. Sebagai langkah awal, pertama tentunya adalah kenali dulu fitur manual apa saja yang tersedia di kamera anda, mengingat tiap kamera memiliki spesifikasi yang berbeda. Coba kenali dan periksa kembali spesifikasi kamera anda, akan lebih baik bila semua fitur manual di bawah ini tersedia pada kamera anda :

  • Manual sensitivity/ISO, artinya pada kamera tersedia pilihan untuk menentukan nilai sensitivitas sensor/ISO mulai dari AUTO, 100, 200, 400 hingga 1600. Ada kamera yang bahkan untuk menentukan nilai ISO sepenuhnya adalah AUTO, ada kamera yang nilai ISO terendahnya di 50, dan ada kamera yang sanggup mencapai ISO amat tinggi (3200, 6400 hingga 10000). Artikel soal ISO ini pernah saya buat disini.
  • Advance Shooting Mode : P (Program), A (Aperture Priority), S (Shutter Priority), M (Manual). Lebih lanjut akan kita bahas nanti.
  • Exposure Compensation (Ev), digunakan untuk mengkompensasi eksposure ke arah terang atau gelap. Apabila eksposure yang ditentukan oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita, fitur ini dapat membantu. Naikkan Ev ke arah positif untuk membuat foto lebih terang dan turunkan untuk mendapat foto yang lebih gelap. Biasanya tingkatan/step nilai Ev ini dibuat dalam kelipatan 1/3 atau 1/2 step.
  • Manual focus, suatu fitur yang tidak begitu banyak dijumpai di kamera saku. Berguna apabila auto fokus pada kamera gagal mencari fokus yang dimaksud, seperti pada objek foto yang tidak punya cukup kontras untuk kamera mengunci fokus (karena kerja auto fokus kamera berdasar pada deteksi kontras).
  • Manual White Balance, untuk mendapatkan temperatur warna yang sesuai dengan aslinya. Bermacam sumber cahaya yang berlainan sumbernya memiliki temperatur warna (dinyatakan dalam Kelvin) berbeda-beda, sehingga kesalahan dalam mengenal sumber cahaya akan membuat warna putih menjdi terlalu biru atau terlalu merah. Umumnya semua kamera digital termasuk kamera ponsel telah memiliki fitur auto White Balance yang bisa beradaptasi pada berbagai sumber cahaya. Namun sebaiknya kamera anda memiliki keleluasaan untuk mengatur White Balance secara manual seperti Daylight, Cloudy, Tungsten, Flourescent dan manual adjust.
  • Flash intensity level, berguna untuk mengubah-ubah kekuatan cahaya dari lampu kilat pada kamera. Hal ini kadang berguna saat hasil foto yang diambil dengan lampu kilat ternyata terlalu terang atau justru kurang terang.

Fitur manual manakah yang paling berdampak langsung pada kualitas hasil foto? Karena fotografi adalah permainan cahaya (exposure) dimana tiga unsur pada kamera yang menentukan adalah Shutter speed (kecepatan rana), Aperture (diafragma) dan ISO, maka fitur manual paling penting menurut saya adalah fitur manual P/A/S/M dan fitur manual ISO (sejauh yang saya amati, apabila sebuah kamera telah memiliki fitur P/A/S/M, maka kamera tersebut juga telah memiliki fitur manual ISO). Pada prinsipnya, kamera (dan fotografer) akan berupaya untuk menghasilkan sebuah foto yang memiliki eksposure yang tepat. Artinya, foto yang dihasilkan semestinya tidak boleh terlalu gelap atau terlalu terang. Gelap terangnya foto yang dibuat oleh kamera ditentukan dari ketiga faktor tadi, dimana :

  • shutter bertugas mengatur berapa lama cahaya akan mengenai sensor (atau film pada kamera analog), dinyatakan dalam satuan detik. Semakin singkat kecepatan shutter maka semakin sedikit cahaya yang masuk, dan demikian pula sebaliknya. Biasanya kamera memiliki kecepatan shutter mulai dari 30 detik hingga 1/4000 detik.
  • aperture memiliki tugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa (dengan memperbesar atau memperkecil ukuran difragma), dinyatakan dalam f-number berupa skala pecahan mulai yang terbesar hingga terkecil (contoh : f/2.8, f/3.5, f/8 dsb). Nilai f-number kecil menandakan bukaan diafragma besar, sedang nilai f besar menunjukkan bukaan diafragma kecil. Nilai maksimum dan minimum dari diafragma suatu kamera ditentukan dari lensanya, dan nilai ini akan berubah seiring dengan perubahan jarak fokal lensa.
  • ISO menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya sehingga semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka terhadap cahaya meski dengan resiko meningkatnya noise pada foto. Faktor ISO ini menjadi pelengkap komponen eksposure selain shutter dan aperture, terutama saat kombinasi shutter dan aperture belum berhasil mendapatkan nilai eksposure yang tepat.

Pada kamera terdapat suatu alat ukur cahaya yang fungsinya amat penting dalam menentukan eksposure yang tepat. Alat ukur ini dinamakan light-meter, fungsinya adalah untuk mengukur cahaya yang memasuki lensa, biasa disebut dengan metering (biasanya terdapat dua macam pilihan metering pada kamera, yaitu average/multi segment/matrix dan center weight/spot). Hasil pengukuran ini dikirimkan ke prosesor di dalam kamera dan digunakan untuk menentukan berapa nilai eksposure yang tepat. Setidaknya inilah cara kerja semua kamera yang diopersikan secara otomatis melalui mode AUTO.

Tidak semua foto yang diambil memakai mode AUTO memberikan hasil eksposure yang memuaskan. Terkadang nilai shutter dan aperture yang ditentukan secara otomatis oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Untuk itu keberadaan fitur manual P/A/S/M dapat membantu mewujudkan kreatifitas kita dan pada akhirnya bisa membuat foto yang lebih baik.

Inilah hal-hal yang bisa anda lakukan dengan fitur manual eksposure P/A/S/M pada kamera anda :

  1. Program mode (P). Huruf P disini kadang artinya diplesetkan sebagai ‘Pemula’ karena sebenarnya di mode ini hampir sama seperti memakai mode AUTO (oleh karena itu mode P ini relatif aman untuk dipakai sebagai mode standar sehari-hari). Bila pada mode AUTO semua parameter ditentukan secara otomatis oleh kamera, maka pada mode P ini meski kamera masih menentukan nilai shutter dan aperture secara otomatis, namun kita punya kebebasan mengatur nilai ISO, white balance, mode lampu kilat dan Exposure Compensation (Ev). Tampaknya tidak ada yang istimewa di mode P ini, tapi tunggu dulu, beberapa kamera ada yang membuat mode P ini lebih fleksibel dengan kemampuan program-shift. Dengan adanya program-shift ini maka kita bisa merubah variasi nilai pasangan shutter-aperture yang mungkin namun tetap memberikan eksposure yang tepat (konsep reciprocity) . Bila kamera anda memungkinkan program-shift pada mode P ini, cobalah berkrerasi dengan berbagai variasi pasangan nilai shutter-aperture yang berbeda dan temukan perbedaannya.
  2. Aperture-priority mode (A, atau Av). Mode ini optimal untuk mengontrol depth-of-field (DOF) dari suatu foto, dengan cara mengatur nilai bukaan diafragma lensa (sementara kamera akan menentukan nilai shutter yang sesuai). Aturlah diafragma ke bukaan maksimal (nilai f kecil) untuk mendapat foto yang DOFnya sempit (objek tajam sementara latar belakang blur) dan sebaliknya kecilkan nilai diafragma (nilai f tinggi) untuk mendapat foto yang tajam baik objek maupun latarnya. Biasanya pada lensa kamera saku, bukaan diafragma maksimal di f/2.8 (pada saat wide maksimum) dan bukaan terkecil berkisar di f/9 hingga f/11 (tergantung spesifikasi lensanya). Namun dalam situasi kurang cahaya, memperkecil diafragma akan membuat eksposure jadi gelap, untuk itu biarkan nilai diafragma pada posisi maksimal saat memotret di tempat yang kurang cahaya.
    Aperture priority mode pada DSLR
  3. Shutter-priority mode (S, atau Tv). Mode ini kebalikan dari mode A/Av, dimana kita yang menentukan kecepatan shutter sementara kamera akan mencarikan nilai bukaan diafragma yang terbaik. Mode ini berguna untuk membuat foto yang beku (freeze) atau blur dari benda yang bergerak. Dengan memakai shutter amat cepat, kita bisa menangkap gerakan beku dari suatu momen olahraga, misalnya. Sebaliknya untuk membuat kesan blur dari suatu gerakan (seperti jejak lampu kendaraan di malam hari) bisa dengan memakai shutter lambat. Memakai shutter lambat juga bermanfaat untuk memotret low-light apabila sumber cahaya yang ada kurang mencukupi sehingga diperlukan waktu cukup lama untuk kamera menangkap cahaya. Yang perlu diingat saat memakai shutter cepat, cahaya harus cukup banyak sehingga hasil foto tidak gelap. Sebaliknya saat memakai shutter lambat, resiko foto blur akibat getaran tangan akan semakin tinggi bila kecepatan shutter diturunkan. Untuk itu gunakan fitur image stabilizer (bila ada) atau gunakan tripod. Sebagai catatan saya, nilai kecepatan shutter mulai saya anggap rendah dan cenderung dapat mengalami blur karena getaran tangan adalah sekitar 1/30 detik, meski ini juga tergantung dari cara dan kebiasaan kita memotret serta posisi jarak fokal lensa. Pada kecepatan shutter sangat rendah di 1/8 detik, pemakaian stabilizer sudah tidak efektif lagi dan sebaiknya gunakan tripod.
  4. Manual mode (M). Di level mode full-manual ini, fotograferlah yang bertugas sebagai penentu baik nilai shutter dan aperture. Light-meter pada kamera tetap berfungsi, namun tidak digunakan untuk mengatur nilai eksposure secara otomatik melainkan hanya sebagai pembanding seberapa jauh eksposure yang kita atur mendekati eksposure yang diukur oleh kamera. Di mode ini dibutuhkan pemahaman akan eksposure yang baik, dalam arti fotografer harus mampu untuk mengenal kondisi cahaya pada saat itu dan dapat membayangkan berapa nilai shutter dan aperture yang diperlukan. Bila variasi kedua parameter ini tidak tepat, niscaya foto yang dihasilkan akan terlalu terang atau terlalu gelap. Namun bila sukses memakai mode manual ini, kita bisa mendapat foto yang memiliki eksposure yang baik melebihi foto yang diambil dengan mode AUTO, Program, Aperture-priority ataupun Shutter-priority. Contohnya pada saat mengambil foto sunset di pantai dimana dibutuhkan feeling yang tepat akan eksposure yang diinginkan.

Dengan memahami fungsi-fungsi dari sitting manual pada kamera, diharapkan kita mau mencoba-coba berkrea dengan setting tersebut dan mendapat hasil yang memuaskan. Selamat berkerja.

Teknik Strobist Pada Dunia Fotografi


Satu lagi teknik dalam fotografi yang akan saya bagikan buat sobat aziscs1 semua Namanya adalah Strobist . Saya banyak melihat foto di forum dan facebook yang menampilkan suatu gambar dengan berbagai macam teknik pencahayaan, saya pun penasaran apa teknik, dan bagaimana cara melakukannya, dengan bantuan om google akhirnya saya menemukan "strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah teknik menggunakan flash/blitz secara off-kamera. Off – kamera ?? iya .. pada umumnya kan flash camera tersebut nancep di hot-shoe pada kamera . Nah off-kamera ini memungkinkan flash dapat ditrigger dimanapun tanpa harus terpasang di hot-shoe. Keuntungannya kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.


  • di Nikon ada yang namanya Nikon CLS ( Creative Lighting System ) .. di Canon namanya E-TTL . Nikon CLS menggunakan IR ( infrared ) untuk berkomunikasi dengan flash – flash lain . Jadi harus line-of-sight dengan kamera lain meski kyknya bisa juga mentrigger flash lain di balik tembok ( link ) . Keuntungannya adalah canggih ! Body camera bisa berkomunikasi dengan flash-flash yang ada , mengatur power yang ada , mengatur white balance dsb dsb .. kita tinggal setting seperti biasa dan wah :) . Kerugiannya : harus line-of-sight dan mahal bo !
  • menggunakan Sync cable .. body kamera dan flash dihubungkan via kabel khusus. kerugiannya : beribet , banyak kabel2 bertebaran :) . Keuntungan: fungsi TTL masih jalan
  • menggunakan Radio trigger . Flash ditrigger dari kamera menggunakan frekuensi radio . Ada adapter khusus untuk mekanisme ini : transmitter dan receiver. Sesuai namanya pasti teman-teman tau artinya lah. Transmitter terpasang di body kamera . Jika flash di trigger , transmitter mengirimkan sinyal ke satu / beberapa receiver + flash . Keuntungan : tidak harus line-of-sight .. ini keunggulan utama yg banyak menarik minat orang. Kerugian : fungsi TTL (flash auto ) tidak jalan , harus manual . Dooh manual lagi ?? jaman udah canggih masih manual..hehehehe , yup manual . Hmm sebenarnya sudah ada sih , radio trigger yang bisa TTL . Silahkan google mandiri :)

Ternyata mudah , teori dan prinsip2-nya gampang diingat . Tidak jauh berbeda dengan konsep exposure pada umumnya dengan beberapa catatan seperti :

  • shutter speed mempengaruhi ambien exposure ( background )
  • inverse square law.. aga ribet nih diterangin tapi intinya exposure yang keluar dari flash akan berkurang secara bertahap dengan rumus inverse square law tersebut
  • ada tambahan lighting yaitu dari flash .. kita bisa control output-nya ( jika mode manual )
  • aperture dan ISO tetap fungsinya untuk mengatur cahaya yang masuk

Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative - Trough The Lens). Jangan artikan secara harfiah istilah CLS dan E-TTL, karena bisa membuat bingung artinya, lebih baik ikuti penjelasan berikut ini.


Sistem pemantik nirkabel ini berfungsi untuk menyalakan flash secara sinkron ketika kita menekan tombol shutter pada kamera. Jadi flash akan menyala ketika kita menekan shutter selayaknya flash tersebut berada di dudukan hot shoe di kamera. Uniknya, kita bisa mensinkronisasi lebih dari satu flash bersamaan sekaligus dalam suatu pemotretan. Untuk sebuah foto fashion yang dilakukan outdoor, bisa dibutuhkan 3-5 flash (bahkan bisa lebih banyak) yang dinyalakan secara off-camera. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (budak atau flash lain yang harus tunduk pada flash utama).

Tips Agar Foto Hasil Potretan lebih tajam

Jika Sobat saricomzone Seorang fotografer Pastilah Ingin Sekali Menghasilkan foto yang tajam adalah keinginan banyak pecinta fotografi, dan beragam fitur kamera serta aksesoris tambahan sudah diciptakan untuk membantu kita menghasilkan foto yang tajam ini. Dari tripod, stabiliser (lensa ataupun kamera) sampai dengan software editor foto yang dilengkapi tool untuk mempertajam hasil akhir foto.

Barikut beberapa tips agar foto anda lebih tajam, silahkan:


Cara memegang kamera

Cara memegang kamera sangat berpengaruh pada stabilitas kamera (baca: ketajaman foto), bacalah bagaimana cara memegang kamera yang baik.

Shutter Speed.

Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:

* Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
* Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
* Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat

Aperture

Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.

ISO

Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.

Fokus

Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.

Lensa

Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).

Sweet Spot Lensa

Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.

Tripod

Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.

Cara mengetahui Jumlah Shutter pada Kamera NIKON

Jika Sobat aziscs1 ingin mengetahui berapa sering suatu kamera dipakai untuk memotret maka sobat aziscs1 harus membaca sampai selesai artikel ini. cara ini bisa juga kita gunakan apabila kita ingin membeli kamera seken.


Shutter Count (disingkat SC) adalah berapa kali satu kamera telah digunakan. Dalam hal ini yang dimaksud digunakan adalah berapa kali tombol pengambilan gambar (shutter release) telah dipencet. Mengapa SC menjadi begitu penting? Hal ini disebabkan, pengambilan gambar suatu kamera SLR dilakukan dengan mekanisme cermin teropong selalu bergerak setiap kali gambar akan diambil (Pada saat membidik, cermin akan memantulkan gambar objek, sedangkan pada saat pengambilan gambar cermin akan berputar agar cahaya dari lensa akan masuk ke sensor rekaman (CCD/CMOS) yang berada tepat dibelakang cermin. Selayaknya benda mekanik, rancangan teknis suatu kamera telah ditentukan, berapa kali mekanisme ini akan berfungsi dengan sempurna sebelum secara alamiah keakurasiannya akan menurun hingga tidak berfungsi (istilah awam: rusak!).

Hal ini merupakan salah satu faktor, mengapa kamera digital profesional (sekelas Canon EOS 1D, atau Nikon D1/D2/D3) harganya sangat mahal, kemudian kamera amatiran (sekelas Canon 1000D, atau Nikon D60) harganya relatif ’sangat murah. Walaupun tidak ada data resmi dari pabrikan mengenai berapa banyak SC suatu model, namun secara umum bisa diduga (walaupun belum tentu tepat), bahwa untuk jenis profesional, berkisar 500 ribu, sedangkan untuk kelas menengah (misalnya: Canon 5D atau Nikon D300) berkisar 300 ribu, dan kelas ‘murah meriah’ (Canon 1000D dan Nikon D5000) berada dikisaran 100ribu.

Artinya, kalau kita membeli Kamera Digital kelas murmer dengan SC sudah mencapai 50 ribuan, ada kemungkinan masih tersisa 50 ribuan kali penggunaan sebelum fungsi shutter akan menurun atau berhenti bekerja.Bagi pengguna amatiran, sebenarnya untuk mencapai angka 50 ribu adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit. Jika seminggu digunakan sebanyak 200 kali, maka dibutuhkan 250 minggu atau 4 tahun lebih. Tapi untuk penggunaan profesional, hal ini sangat mudah dicapai!
Tidak semua kamera digital SLR memiliki SC, hanya dari jenis terbaru (misalnya: Nikon mulai dari generasi D200, sedangkan Canon dimulai dari generasi 40D atau DIGIC III).
Untuk memerika SC pada kamera digital Nikon, bisa dilakukan dengan mudah, jika di Komputer telah ada Adobe Photoshop CS 4, dapat dilihat dengan membuka file gambar (JPG atau NEF), dan dilihat pada pilihan File Info.


Gunakan pilihan File Info yang ada pada Adobe Photoshop CS4


Pilih Tab Advance kemudian buka pilihan AUX, akan terlihat aux:ImageNumber yang merupakan SC.

Sumber : http://lincowen.biz

Penjelasan Fungsi Tombol AF-ON Pada Kamera

Bagi Sobat aziscs1 yang berprofesi sebagai Fotografer baik itu yang profesional ataupun yang masih pemula pasti ada yang mempunyai kamera DSLR yang agak canggih seperti Nikon D300, Canon 60D, Nikon D7000 atau lebih canggih lagi, pasti punya tombol AF-ON yang terletak di bagian belakang kamera. Bagi Sobat aziscs1 yang masih belum tahu fungsi tombol itu sekarang saya akan menjelaskan kegunaan dari tombol AF-ON ini.



AF-ON fungsinya sama seperti menekan setengah tombol jepret (shutter) yaitu untuk mengunci fokus. Tapi kenapa tombol ini diperlukan? bukannya tinggal menekan setengah tombol jepret untuk fokus saja sudah cukup? Lalu apa guna AF-ON sebenarnya?

Bila kita mengunakan AF-ON untuk fokus. Maka kita bisa memisahkan antara mekanisme auto fokus dengan pengambilan gambar (eksposur).

Manfaat mengunakan tombol AF-ON untuk auto fokus antara lain:

  • Bisa mengunci fokus hanya saat kita mau saja. Misalnya saat kita mau manual fokus, kita tidak perlu bolak balik mematikan fungsi auto fokus.
  • Lebih mudah ketika fokus dan recompose. Kita bisa menekan AF-ON sekali untuk mengunci fokus kemudian kita bisa lepas tombolnya dan recompose (menggeser posisi kamera & lensa) untuk mengubah komposisi foto. Jadi tidak usah menahan tombol jepret saat recompose. Hasil metode ini pun lebih akurat.
  • Dengan menekan AF-ON terus menerus, kita bisa mengikuti subjek foto yang bergerak seperti foto olahraga atau satwa liar dan kemudian mengambil gambar dengan tombol jepret sambil terus mengikuti subjek foto. Di cara yang tradisional, setiap kita usai mengambil foto, auto fokus sudah tidak aktif dan tidak mengikuti subjek foto lagi.

Karena kelebihan itu, AF-ON banyak digunakan fotografer yang berpengalaman, terutama yang berspesialisasi dalam foto olahraga atau satwa liar.

NB:
  1. Sewaktu mengunakan AF-ON untuk fokus, jangan lupa mematikan fungsi auto fokus saat menekan tombol jepret (cari di menu kamera masing-masing).
  2. Untuk yang kamera DSLRnya ga ada AF-ON mungkin bisa program tombol lain seperti * (pada Canon) atau A-EL/AF-L untuk menjadi tombol AF-ON.

10 Langkah Jitu Dalam membuat Sebuah Karya Fotografi

1. EDITING DALAM FOTOGRAFI KREATIF

dalam fotografi kreatif...posisi Editing ( Oldig ) ada di posisi terakhir dalam Creative Proses.
Urutannya:
1. Previsualization ( Sebelum motret : imajinasi, Ide yang nggak biasa, unik )
2. Eksekusi ( Ketika motret )
3. Editing ( Setelah motret : menyempurnakan imajinasi )

2. KENALI HISTOGRAM
Memeriksa histogram bisa dilakukan ketika sedang memotret atau sesudah memotret. Maksudnya biar kita bisa mengontrol terang (OverExposure) atau gelapnya foto (Under).

Dengan memeriksa histrogram ketika memotret, kita bisa langsung memperbaiki setting kamera jikalau hasilnya terlalu over atau under. Membaca Histogram di Photoshop bisa dari menu Image > Adjustment > Level


3. GUNAKAN RAW UNTUK HASIL MAKSIMAL
Kalau JPEG..kamera yang mengolah. Sementara RAW..komputer yang mengolah.

Dalam mengolah file RAW bang RDP menggunakan Adobe CS 3...lebih bagus dari
versi sebelumnya ( Cuma saya lupa...secara spesifik bagian mana terutama yang bikin beda dari versi sebelumnya...hehehe)

4. 16 BIT UNTUK WARNA MAKSIMAL
Dengan bit yang tinggi..range warna akan lebih luas. Idealnya dapat bit yang tinggi sudah dari kamera.

Tapi kalau kamera dapatnya 8 bit, untuk merubah ke format 16 bit bisa dilakukan di Komputer dengan Adobe CS3 RAW. 16 bit...warnanya jauh lebih lebar dari 8 bit.

5. SHARPEN DAN UNSHARP DI DAERAH TERTENTU SAJA
Mainkan ruang tajam dengan sharpen dan unsharp.

Caranya:
1. Duplicate Layer
2. Filter > Blur > Gaussian Blur
3. Hapus pakai eraser

kalau menguasai teknik masking akan jauh lebih efektif.

6. EKSPERIMEN DENGAN BLENDING MODE

Caranya:
1. Foto di Duplicate
2. Dijalankan Levels (tanpa diatur apapun settingnya) di Adjustment Layer
3. Blending: Overlay

7. WARNA: MOOD VS NATURAL
Mood maksudnya: suka-suka fotografer lagi seneng warna apa.. Natural: Mencari warna senatural mungkin..bukan warna artifisial.
Pertama mengganti skintone foto bayi dengan Replace Color ( Image > Adjustment > Replace Color ) Yang kedua membuat awan lebih biru dengan blending mode dan selective color.


8. ATUR TERANG GELAP
Mainkan efek terang gelap agar lebih menarik.

Untuk efek terang gelap ini yang dilakukan :
1. Foto di Duplicate
2. Jalankan Levels
3. Hapus pakai Eraser Tool



9. HATI-HATI DENGAN DODGE -BURN
Menggunakan Dodge dan Burn sering kita gunakan . cuma diingatkan agar hati-hati karena:

1. Bisa tidak rata
2. Bisa over Saturate
3. Bisa over/ under exposure
4. Butuh "Sense"

10. SIMPAN SEBAGAI TIFF
Dianjurkan ketika menyiapkan foto untuk dicetak
disimpan dengan format TIFF dengan alasan:

1 Tidak terkompress..sehingga detail warna tidak banyak yang hilang
2 Bisa menyimpan dalam 8 bit atau 16 bit.

Hal mana kedua poin diatas tidak bisa dilakukan oleh format JPEG.

Cara Mudah Membersihkan Sendiri Jamur Pada Lensa Kamera DSLR

Sebagai seorang fotografer pasti Kesal dengan jamur yang menggelayut di bagian dalam lensa Sekarang saya memberikan tips Cara Mudah Membersihkan Sendiri Jamur Pada Lensa Kamera DSLR . Sobat aziscs1 Tidak perlu membuang-buang duit ratusan ribu rupiah, coba dulu tips yang satu ini.

Peralatan yang diperlukan:
1. Obeng minus.
2. Kain lap bersih.
3. Cairan pembersih lensa.
4. Hair dryer.
Perhatikan: pada bagian depan lensa biasanya terdapat ring yang memiliki ceruk. Ceruk ini agaknya dibuat oleh pabrik lensa untuk membantu membongkar-pasang lensa. Dalam kasus ini, lensa yang diservis adalah Nikkor 18-200 VR.



Pertama-tama, ujung obeng dimasukkan ke dalam ceruk ring lensa.


Untuk menghindari terjadinya goresan, balutlah ujung obeng dengan kain lap (chamois) yang bersih.
Selanjutnya, putarlah ring lensa ke arah berlawanan jarum jam.




Lensa pun terbongkar


Semprot permukaan lensa yang berjamur dengan cairan pembersih lensa (bisa didapatkan gratis di toko-toko kacamata, tentunya jika Anda juga berbelanja kacamatanya)


Keringkan lensa dengan lap (chamois) yang bersih dan kering


Sembur lensa dengan angin panas dari hair dryer


Sembur pula kerongkongan bodi lensa dengan hair dryer



Pasang kembali lensa ke bodinya


Kencangkan ring kembali. Dengan obeng yang dibalut lap


Niscaya, kini lensa Anda terbebas dari jamur dan segera dapat dipakai kembali.

Semuanya ini dapat Anda kerjakan sendiri dengan biaya 0 rupiah.
Biaya servis seperti ini bisa mencapai 300-an ribu rupiah di tempat servis biasa, dan bisa mencapai 700-an ribu rupiah di tempat servis yang membawa sertifikat merek lensa (terutama bila garansi lensa sudah habis atau lensanya memang tidak pernah bergaransi resmi).




Nah mudahkan Sobat aziscs1 Nilai plus lain dari cara ini adalah waktu yang dibutuhkan cuma KURANG DARI 15 MENIT.

Tips merawat kamera DSLR


Ketika kamera SLR analog pertama saya tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, baru saya sadar kalau saya sudah tidak melakukan perawatan yang seharusnya dilakukan pada sebuah kamera. Tidak seperti ketika masih baru, setiap hari pasti dilap sampai mengkilap. Tapi ketika kesibukan dan pekerjaan sehari-hari sudah menyita waktu, maka perawatan rutinpun terabaikan.

Tips perawatan kamera di bawah ini tidak hanya berlaku pada kamera DSLR, tapi dapat diaplikasikan pada semua jenis kamera :

1 . Merawat bodi kamera.
Bersihkan bagian luar bodi kamera dengan kain yang lembut, gunakan blower untuk menyingkirkan debu yang menempel di sudut-sudut. Pembersihan bagian dalam dimulai dengan menggunakan blower, lalu blower brush untuk kotoran yang membandel, me-lock up mirror ke atas jika ingin memblower bagian sensor. Saya tidak merekomendasikan anda untuk membersihkan sendiri jika ada kotoran yang membandel di bagian sensor kamera karena sensor adalah bagian yang sangat sensitif.

2. Merawat lensa.
Jangan menyentuh bagian optis lensa dengan jari, pasang selalu filter pelindungnya atau gunakan lens hood. Pasang selalu tutup lensa jika tidak sedang digunakan untuk mengurangi resiko debu menempel. Jika ingin membersihkan lensa, gunakan blower terlebih dahulu, lalu lens brush, baru lens cloth jika ada bekas jari yang menempel.

3. Merawat batere.
Jangan mencharge batere secara berlebihan, segera cabut jika sudah penuh. Lepaskan batere dari dalam kamera jika sedang tidak digunakan, usahakan agar hanya memakai batere original.

4 . Merawat kartu memori.
Biasakan untuk menyimpan kartu memori di dalam casingnya agar terhindar dari debu, terpapar benda bermedan magnet dan memperpanjang umur kartu memori.

5 . Penyimpanan kamera.
Jika memiliki dana lebih dapat dipertimbangkan untuk memiliki drybox yang menggunakan alat pengatur kelembaban sebagai tempat penyimpanan kamera atau cara hemat seperti saya, simpan kamera di dalam plastik ber-clip yang diberi silica gel, simpan di tempat kering dan jauhi benda-benda bermagnet.

Dengan cara seperti ini mudah-mudahan peralatan fotografi anda bisa lebih awet dan berumur panjang.

Membersihkan Sensor Kamera DSLR






Kebiasaan mengganti lensa di luar ruangan pada kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) bisa mengakibatkan partikel debu masuk dan menempel pada sensor kamera yang pada akhirnya bisa mempengaruhi hasil foto.

Biasanya kalau sudah begitu, kita akan menyerahkan pembersihan sensor kamera tsb ke pihak service centre. Kalau garansinya masih berlaku sih nggak masalah, tapi kalau sudah nggak berlaku, Anda harus rela merogoh kocek kurang lebih Rp.100 - 200rb.

Nah, berikut ini ada tips untuk membersihkan sendiri kamera DSLR Anda yang saya rangkum dari beberapa tulisan di forum fotografer.net dan sudah saya praktekkan pada Nikon D40, D60, D70, D70s dan D200 saya.

Langkah pertama pastikan dulu apakah memang sensor Anda yg kotor, caranya setting kamera pada:
1. iso 100/200
2. Bukaan diafragma paling sempit
3. Focus manual
4. Titik focus terserah
5. Speed menyesuaikan
Fotokan kamera ke layar monitor yg sudah di set BG putih (buka new file di ps dengan ukuran 800x600 pixel kemudian zoom 100% lalu tekan tab). Hasilnya buka di ps lalu tekan ctrl+l, klik autolevel.

Setelah ketahuan sensor Anda emang kotor, langkah kedua
1. Buka lensa dr body
2. Cari di menu Mirror lock-up lalu start.
(pada Nikon D40 Anda bisa pencet tombol menu, lalu pilih icon yg gambar "kunci pas" (di atasnya retouch menu) cari di bagian bawah ada menu mirror lock up. Kalau nggak ada menu mirror lock up berarti menu mirror lock up tdk ditampilkan waktu ngeset "CSM/Setup menu/my menu". Masuk dulu ke "CSM/Setup menu" pilih "full" trus keluar, cari menu mirror lock up yg di "Setup menu" (bukan yg di dlm CSM/Setup menu), lalu di ON, kemudian akan muncul tulisan "when the shutter button is pressed, the mirror lifts......." baru pencet shutter buttonnya)

3. Cermin akan terbuka jika shutter ditekan .
4. lalu bersihkan pakai blower...posisi blower agak jauh, jgn sampai menyentuh sensor...jgn lupa body menghadap ke bawah. (pastikan pipa blower Anda terpasang rapat, kalau perlu diselotip aja)
5. Setelah yakin bersih...Off-kan kamera...cermin akan menutup lagi
6. Pasang lensa...lalu lakukan tes seperti langkah pertama.